HEPATITIS B DAN C



SEJARAH PERKEMBANGAN


Virus hepatitis B pertama kali diidentifikasi pada tahun 1963 oleh Blumberg. Kemudian pada tahun 1967 Blumberg berhasil membuat vaksin hepatitis B. Virus HBV merupakan suatu virus DNA yang berasal dari genus Orthohepadnavirus, dan familinya adalah Hepadnaviridae. Sedangkan virus HCV merupakan suatu Virus RNA dari keluarga Flaviridae

Jumlah penderita hepatitis B dan C di Indonesia kini mencapai 30 juta. Separuhnya merupakan penderita hepatitis B dan C yang berpotensi menderita penyakit hati kronis. Terdapat lebih dari 2 miliar penduduk dunia yang telah terinveksi virus hepatits B dan lebih dari 360 juta penduduk di dunia yang menjadi pengidap kronis virus tersebut. Sedangkan sekitar 130-170 juta penduduk dunia merupakan pengidap virus hepatitis C dengan angka kematian lebih dari 350 ribu penderita akibat komplikasi hepatitis C. Penderita hepatitis C dari 2007 hingga 2009 mencapai 17.999 kasus. Dan pada tahun 2009-2010 diperkirakan akan bertambah lagi penderita hepatitis C.



JENIS VIRUS YANG MENYERANG

Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). HBV merupakan kelompok virus DNA dan tergolong dalam famili Hepadnaviridae. Nama famili hepadnaviridae ini disebut demikian karena virus bersifat hepatotropis dan merupakan virus dengan genom DNA. Virus hepatitis B akan tetap bertahan pada proses desinfeksi dan sterilisasi alat yang tidak memadai, selain itu HBV juga tahan terhadap pengeringan dan penyimpanan selama 1 minggu lebih. HBV yang utuh berukuran 42 nm dan berbentuk seperti bola, terdiri dari partikel genom (DNA) berlapis ganda dengan selubung bagian luar dan nukleokapsid di bagian dalam. Nukleokapsid ini berukuran 27nm dan mengandung genom (DNA) HBV yang sebagian berantai ganda dengan bentuk sekular.

Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). HCV merupakan kelompok virus RNA dari keluarga Flaviridae. Virus Hepatits C (HCV) sama dengan HBV, dan mempunyai pengurai seperti flavi-virus, virus pemutus rantai RNA. HCV penebarannya melalui darah dan produksi darah dan terindentitas pada gay , tersebar selama hubungan sex . Symptom berkembang 40 sampai 100 hari setelah penyerangan virus . Masa inkubasi adalah 2 sampai 22 minggu , dengan rata-rata masa inkubasi 8 minggu. Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus ini dapat mengakibatkan infeksi seumur hidup, sirosis hati, kanker hati, kegagalan hati, dan kematian. Belum ada vaksin yang dapat melindungi terhadap HCV,



BAGIAN TUBUH YANG DISERANG

Proses Kerusakan Hati

Hati yang normal halus dan kenyal bila disentuh. Ketika hati terinfeksi penyakit Hepatitis C, hati menjadi bengkak. Sel hati mulai mengeluarkan enzim alanin aminotransferase ke darah. Dengan keadaan ini dokter dapat memberitahu anda apakah hati sudah rusak atau belum. Bila konsentrasi enzim tersebut lebih tinggi dari normal, itu adalah tanda hati mulai rusak. Sewaktu penyakit hati berkembang, perubahan dan kerusakan hati meningkat.

Fibrosis.
Setelah membengkak, hati mencoba memperbaiki dengan membentuk bekasluk atau parut kecil. Parut ini disebut "fibrosis", yang membuat hati lebih sulit melakukan fungsinya. Sewaktu kerusakan berjalan, semakin banyak parut terbentuk dan mulai menyatu, dalam tahap selanjutnya disebut "sirosis".

Sirosis.
Kerusakan yang berulang, area besar hati yang rusak dapat menjadi permanen dan menjadi koreng. Darah tidak dapat mengalir dengan baik pada jaringan hati yang rusak. Hati mulai menciut dan menjadi keras. Penyakit Hepatitis C kronis biasanya dapat menyebabkan sirosis sama seperti kelebihan mengkonsumsi minuman beralkohol.

Fungsi hati rusak.
Sewaktu sirosis bertambah parah, hati tidak dapat menyaring kotoran, racun, dan obat yang ada dalam darah. Hati tidak lagi dapat memproduksi “clotting factor” untuk menghentikan pendarahan. Cairan tubuh terbentuk pada abdomen dan kaki, pendarahan pada usus sering terjadi, dan biasanya fungsi mental menjadi lambat. Pada titik ini, transplantasi hati adalah pilihan satu-satunya.

Kanker hati.
Kadang kala kerusakan sel hati diikuti dengan perubahan gen sel yang mana dapat menjadi kanker. Pasien Hepatitis C kronis memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita "hepatocellular carcinoma", suatu tipe tumor hati.

MEKANISME PENYERANGAN

HEPATITIS B



Ø Mula-mula, HBV menyerang membran sel hati. Virus ini kemudian masuk ke dalam sel hati.

Ø Partikel inti yang mengandung DNA dilepaskan, dan DNA-nya berpolimerase ke dalam nukleus sel hati.

Ø Polimerase DNA ini menyebabkan sel hati membuat kopian DNA HBV.

Ø Sel ini kemudian memasang “kopian hidup” dari virus. Melalui cara ini, versi dari HBV dikonstruksikan lewat sel hati.

Ø Karena memproduksi protein permukaan secara berlebihan, selnya tetap bersatu membentuk bulatan kecil atau rantai, yang memberikan penampilan khas pada sampel darah dibawah mikroskop.

Ø Kopian dari virus dan antigen permukaan itu dilepaskan dari membran sel hati ke dalam aliran darah, dan dari sana dapat menginfeksi sel hati lainnya dan bereplikasi secara efektif.





HEPATITIS C



Mula-mula, HBV menyerang membran sel hati. Virus ini kemudian masuk ke dalam sel hati.

Ø Partikel inti yang mengandung RNA dilepaskan, dan RNA-nya berpolimerase ke dalam nukleus sel hati.

Ø Polimerase RNA ini menyebabkan sel hati membuat kopian RNA HBV.

Ø Sel ini kemudian memasang “kopian hidup” dari virus. Melalui cara ini, versi dari HBV dikonstruksikan lewat sel hati.

Ø Karena memproduksi protein permukaan secara berlebihan, selnya tetap bersatu membentuk bulatan kecil atau rantai, yang memberikan penampilan khas pada sampel darah dibawah mikroskop.

Ø Kopian dari virus dan antigen permukaan itu dilepaskan dari membran sel hati ke dalam aliran darah, dan dari sana dapat menginfeksi sel hati lainnya dan bereplikasi secara efektif.



GEJALA

Gejala pada hepatitis B dan C antara lain :

1. Seperti influensa ( lemas, mual, muntah, diare, dan sendi serta otot terasa nyeri ).

2. Warna kekuningan pada kulit dan retina.

3. Pembengkakan pada perut.

4. Urin berwarna gelap.

CARA PENULARAN

1. Hubungan seksual tanpa pelindung dengan pengidap.

2. Anak dari ibu yang terinfeksi.

3. Bergantian jarum suntik yang tak steril, umumnya pada pemakai narkoba suntikan.

4. Alat tatto, tindik , akupuntur yang tidak steril dan terkontaminasi.

5. Bergantian alat cukur atau sikat gigi

6. Transfusi darah

PENCEGAHAN

1. Imunisasi Hepatitis- B pada bayi yang baru lahir dan anak / remaja yang belum pernah di imunisasi Hepatitis-B tapi telah diperiksa darahnya terlebih dulu

2. Hindari hubungan badan dengan orang yang terinfeksi sampai anda telah dilindungi dengan imunisasi.

3. Hindari penyalahgunaan obat dan pemakaian jarum suntik secara bersama.

4. Hindari pemakaian bersama alat cukur, sikat gigi , dan alat tatto

5. Bila ingin akupuntur, tattoo atau tindik pastikan bahwa semua peralatannya dalam keadaan steril.



PENGOBATAN

HEPATITIS B

1. Pemberian obat Lamivudine.

2. Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera).

3. Pemberian obat Baraclude (Entecavir).

4. Pemberian suntikan Microsphere

5. Injeksi Interferon alfa



HEPATITIS C

1. Injeksi Interferon alfa

2. Injeksi Pegylated interferon alfa

3. Pemberian obat Ribavirin



DAFTAR PUSTAKA

http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/agnes-anania-078114142.pdf

www.ikatanapotekerindonesia.net/.../448-virus-hepatitis-b-vhb.html

www.bioenergypower.com/content/view/27/1/

http://nusaindah.tripod.com/keshepatitis.htm

http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2010/07/28/brk,20100728-266900,id.html

http://insyiaashra89.student.umm.ac.id/2010/07/13/virus-hepatitis/

http://spiritia.or.id/Dok/Hepatitis.pdf

http://wwwdagul88.blogspot.com/2009/11/askep-hepatitis.html
Posted on 06.04 by decky28 and filed under | 0 Comments »

0 komentar:

Posting Komentar